Penyebaran 500.000 bibit mangrove jenis Avicennia sp. Bruguiera sp,
Ceriops sp, Aegiceras sp di saluran air pasang surut pada saat air
pasang. Sumber: Yusran, MAP Indonesia
Jumat (4/4/14) mungkin jadi hari bersejarah bagi Mangrove Action
Project (MAP) Indonesia dan warga Dusun Kurricaddi, Desa Nisombalia,
Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Hari itu, Situs Belajar Mangrove dan
Tambak Kurricaddi diresmikan, ditandai penebaran sejuta bibit mangrove
ke kawasan seluas 23,38 hektar.
Lahan itu, bekas tambak yang dibuka dengan mengkonversi mangrove.
Bibit ini diharapkan bisa beradaptasi dan menemukan lokasi layak sesuai
zonasi tumbuh. Jenis-jenis mangrove yang ditanam ini diidentifikasi
pernah tumbuh di kawasan ini tetapi hilang atau berkurang seiring
konversi lahan. Situs Belajar Kurricaddi ini mungkin satu-satunya situs belajar mangrove dengan metode ecological mangrove restoration (EMR), belum banyak diterapkan.
Yusran Nurdin Massa, Senior Project MAP Indonesia, kepada Mongabay
mengatakan, ada banyak situs belajar mangrove, berupa mangrove center
dengan kegiatan sebatas penanaman. Dengan cara itu, keberhasilan
rehabilitasi mangrove di Indonesia dan Asia Pasifik dinilai sangat
rendah.
“Salah satu hasil penelitian Roy Robin Lewis, praktisi mangrove dunia
dari MAP menunjukkan, 90 persen proyek restorasi mangrove tak mencapai
tujuan restorasi,” katanya.
Alat berat, eskavator membuat saluran air pasang surut dan menciptakan
ketinggian substrat yang sesuai untuk pertumbuhan mangrove. Sumber:
Yusran, MAP Indonesia
Dengan metode EMR ini, bibit-bibit ini dibiarkan tumbuh alami di sekitar kawasan. “Tiga tahun ke depan kita evaluasi. Indikator kesuksesan jika ada minimal 1.250 bibit tumbuh per hektar,” kata Yusran.
Bibit-bibit ini dikumpulkan dari berbagai daerah. Selain dari sekitar Dusun Kurricaddi, juga Kabupaten Majene, Sulawesi Barat. “Kami menanam empat varietas mangrove yang berdasarkan hasil riset banyak ditemukan di kawasan ini di masa lalu, antara lain Ceriops sp, Bruguiera sp, Avicennia sp dan Aegiceras sp.”
Selama masa tiga tahun ini akan dilakukan monitoring setiap enam bulan, dengan melibatkan peneliti dari Pokja Situs Belajar Kurricaddi dan Universitas Muhammadiyah (UNISMUH) Makassar.
Situs belajar ini di bawah pengelolaan UNISMUH. Abdul Malik, Penanggungjawab Pengelolaan Tambak UNISMUH, mengatakan, mahasiswa dari beberapa jenjang pendidikan di universitas itu memiliki media riset dan penelitian. Bahkan, bisa mendorong banyak peneliti dan akademisi lain saling berbagi pengetahuan serta hasil riset terkait mangrove dan tambak.
Ratna Fadillah, Project Director MAP Indonesia berharap, pengembalian ekosistem dan komunitas mangrove bisa didorong melalui situs belajar ini. “Sekaligus menjadi laboratorium alam ketika belajar mangrove dan tambak.”
Desain teknis rehabilitasi dilahan 23,38 Ha. Seluas 1/3 kawasan tetap
dipertahankan sebagai tambak untuk pembelajaran pengelolaan tambak ramah
lingkungan dan 2/3 tambak akan direstorasi menjadi mangrove dengan
pendekatan Ecological Mangrove Rehabilitation. Sumber: Yusran, MAP
Indonesia
Penyebaran bibit mangrove. Bibit diharapkan menemukan lokasi tumbuh
sesuai berdasarkan zonasi tumbuh masing-masing jenis. Sumber: Yusran,
MAP Indonesia
Penyebaran 500.000,- bibit mangrove jenis Avicennia sp. Bruguiera sp,
Ceriops sp, Aegiceras sp di saluran air pasang surut pada saat air
pasang. Aliran air pasang surut akan membawa bibit ke dalam kawasan
tambak yang telah disesuaikan ketinggian substratnya. Bibit diharapkan
menemukan lokasi tumbuh yang sesuai berdasarkan zonasi tumbuh
masing-masing jenis. Sumber: Yusran, MAP Indonesia
Sumber : mongabay.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar